BacaJuga: Ultah ke-30, 7 Potret Transformasi Park So Dam yang Awet Imutnya. Sinopsis film Parasite diawali dengan kisah sebuah keluarga miskin yang tinggal di daerah kumuh. Mereka tinggal di basement yang pengap dan sering terjadi banjir. Keluarga tersebut terdiri dari pasangan Chung-sook dan Ki-taek, serta dua anak remaja mereka, yaitu Ki-woo Sumber Gambar Berikut ini ada beberapa cerita inspiratif tentang keluarga yang bisa kamu baca. Keluarga adalah tempat suka dan duka bisa dilalui bersama. Namun di luar sana banyak juga orang-orang yang kurang beruntung dalam memiliki keluarga. Keluarga bukan tentang kita kaya atau miskin dilihat dari harta yang dimiliki. Karena banyak juga anak orang kaya yang justru merasa kurang perhatian saat berada di rumah. Mari kita simak cerita inspiratif dari ketiga keluarga sederhana yang sangat memotivasi ini dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang. Cerita Inspiratif Tentang Keluarga yang Terpisah Jarak dan Waktu Supinah adalah seorang ibu yang tinggal di sebuah desa kecil di Cimahi, Jawa Barat, bersama dengan anak bungsunya, Ariani, yang berusia 8 tahun. Suaminya bekerja merantau di Papua. Sementara anak sulung dan anak keduanya bekerja menjadi TKI di Hong Kong dan Malaysia. Supinah sudah tidak bertemu dengan suami dan kedua anaknya selama 3 tahun terakhir. Ketika suami dan anak-anaknya menyatakan keinginannya untuk pulang, Supinah selalu menjawab, “Tidak usah pulang. Lebih baik uangnya ditabung saja. Kita kan bisa berkomunikasi melalui telepon.” Sebenarnya pedih hati Supinah saat mengatakan hal tersebut. Siapa sih yang tidak rindu dan ingin bertemu dengan suami dan buah hati tercinta? Hari ini adalah ulang tahun Ariani. Supinah sudah sibuk membuat nasi kuning ala kadarnya untuk merayakan ulang tahun si bungsu secara sederhana. Saat sedang menumis masakan di dapur, Supinah memanggil Ariani untuk mengambilkan kecap, “Ani, tolong ambilkan Ibu kecap, Nak.” Tanpa menoleh ke belakang, Supinah menerima kecap yang diberikan oleh Ariani. “Ada lagi yang Ibu butuhkan?” Spontan Supinah menoleh karena itu bukanlah suara Ariani. Itu suara Herman, anak sulungnya yang bekerja di Hong Kong. “Man! Astagfirullah! Benarkah ini kamu, Herman?” Supinah berbalik sambil memegang kedua pipi anaknya. “Iya, Bu. Ini Herman,” jawab Herman sambil memeluk Supinah. Tak lama, seorang wanita muda berparas manis masuk ke dapur sambil menggandeng Ariani, “Assalamualaikum, Ibu. Maaf Devi nggak langsung masuk, habis Ani nggak sabar ingin melihat kadonya, Bu.” “Ya Allah! Herman! Devi! Kalian pulang, Nak,” tangis haru Supinah pecah lantaran rindu yang menggelora di dalam hati kini terobati. Kebahagiaan Supinah semakin lengkap ketika Priyanto, suaminya, datang sore itu. Mereka saling bercengkrama, bertukar cerita satu sama lain, dan menikmati nasi kuning sederhana buatan Supinah. Momen ini adalah kado terindah untuk Ariani dan Supinah. Bagi mereka, kebahagiaan yang sesungguhnya bukanlah datang dari harta atau kekayaan, melainkan dari rasa kebersamaan yang hadir saat seluruh anggota keluarga dapat berkumpul bersama meski dalam kesederhanaan. Cerita di atas mencoba memberi gambaran kepada kita bahwa sejauh-jauhnya keluarga adalah kerinduan yang paling dalam. Meski mereka berpisah karena kondisi ekonomi, tetapi tidak pernah menyurutkan rasa rindu akan kehadiran satu sama lain. Keterbatasan hidup dan kesabaran mereka adalah kepasrahan sekaligus keyakinan terhadap Allah bahwa suatu saat mereka akan bertemu dan berkumpul kembali. Cerita Inspiratif Tentang Keluarga Penjual Tauwa Cerita tentang keluarga penjual tauwa ini berawal dari Pak Timan, seorang pedagang tauwa yang berdagang dengan sepeda dan menjajakan makanan olahan dari susu kedelai ini di pusat keramaian Kota Surabaya. Pak Timan adalah single parent karena istrinya telah lama meninggal. Pak Timan menghidupi dua anaknya, yakni Tiara yang sudah kelas 3 SMA dan Arman yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Saat subuh, Tiara selalu membantu ayahnya memasak tauwa. Bahkan, sebelum salat subuh, Tiara harus bangun untuk membantu ayahnya di dapur. Pernah suatu saat Tiara mengeluh kepada ayahnya, “Sudah belasan tahun ayah berjualan, tapi mengapa ekonomi kita tetap begini-begini terus ya, Yah? Nampaknya, Tuhan tak adil dengan kita.” Pak Timan langsung berhenti mengaduk susu kedelai dan menatap anak sulungnya dengan penuh kasih, “Kamu salah, Nak. Justru Tuhan sangat adil. Kita diberi makan sampai sekarang itu suatu mukjizat. Bahkan, dengan penghasilan Ayah yang pas-pasan seperti ini, Ayah bisa menyekolahkanmu dan Arman. Oleh karena itu, belajarlah yang giat dan raihlah prestasi agar kamu mendapat pekerjaan yang lebih baik dari Ayah.” Tiara merenungi perkataan ayahnya. Sedari kecil ia melihat perjuangan ayahnya yang sangat besar untuk menghidupi keluarganya. Sejak saat itu, Tiara pun merasa bahwa Tuhan itu sangat adil, karena Tuhan telah memberinya ayah sehebat ayahnya. Hidup dengan penuh keterbatasan tidak seharusnya lantas membuat kita merasa rendah diri, apalagi menganggap bahwa Allah tidak adil. Karena ketika mau terus berusaha dan berdoa, Allah pasti akan mengubah nasib hamba-Nya. Seperti Pak Timan yang selalu merasa optimis dan menghadapi keadaan dengan hal-hal positif. Tidak perlu menunggu kaya untuk bisa bahagia dan bersyukur. Justru kebahagiaan kita adalah ketika mampu mensyukuri apa yang Allah berikan pada kita hari ini. Cerita Inspiratif Tentang Keluarga Gadis Penjaga Loket Bioskop Namaku Tamara. Sebagai lulusan SMA, mendapat pekerjaan sebagai penjaga loket di bioskop ternama memang sangat menyenangkan. Ketika aku sedang tak bertugas di depan pintu bioskop, aku berkesempatan untuk turut menyaksikan film baru yang sedang diputar. Gratis pula. Tapi, saat-saat aku sedang berdiri di ujung studio dan melihat film yang sedang diputar, aku teringat orang tua dan adikku yang belum pernah masuk dan menonton film di dalam bioskop. Dan hari ini aku bermaksud memberi surprise dengan mengajak keluarga nonton film di bioskop. Aku membeli 4 tiket untuk kami sekeluarga. Saat pekerjaanku sudah selesai, keluargaku datang ke tempatku bekerja. Aku bilang ingin mengajak mereka makan di luar dan meminta mereka untuk datang kemari agar kami bisa pergi bersama. Ketika orang tua dan adikku datang, aku langsung menggiring mereka masuk ke studio. Aku bisa melihat raut wajah mereka yang kebingungan, terutama ketika kami sudah menempati kursi di dalam studio. “Ra, kenapa ke sini? Katanya mau makan di luar?” Tanya ayahku. “Kak, ini pertama kali Adi masuk ke gedung bioskop! Adi besok bisa cerita dengan teman-teman,” kata adikku. Aku menatap mereka dengan penuh haru. “Ini kejutan dari Ara, Yah. Akhirnya kita bisa nonton film di layar yang besar dan tempat yang nyaman bersama-sama,” jawabku. Aku menatap raut bahagia di wajah ayah, ibu, dan adikku. Walaupun aku hanya seorang penjaga loket bioskop, itu tak jadi alasan untuk tidak membahagiakan keluargaku, bukan? Cerita seorang gadis penjual tiket bioskop di atas cukup membuat terharu. Karena alih-alih berpikir bahwa dia hanyalah penjual tiket, untuk membawa keluarganya sekedar menonton bioskop saja adalah hal yang mustahil. Namun tidak begitu yang ada di pikiran Tamara. Justru dia merasa selalu ada kemungkinan untuk bisa berbagi kebahagiaan, meski dia bekerja sebagai penjual tiket bioskop. Tamara menunjukkan kepada kita bahwa hidup dalam kondisi kekurangan bukan halangan untuk membahagiakan orang-orang terkasih. Semoga ketiga cerita inspiratif tentang keluarga di atas bisa memberikan kita motivasi dalam menghadapi setiap cobaan apapun kondisinya. Referensi Cerita
1 MARRIAGE STORY (2019) (credit: imdb.com) Rekomendasi film Netflix sedih yang pertama yaitu ada film MARRIAGE STORY.Film ini bercerita tentang keluarga yang mengisahkan pasangan suami-istri yang menjalani lika-liku kehidupan rumah tangga, hingga pada akhirnya harus melakukan proses perceraian.
Puisi keluarga kecil adalah rangkaian kata kata puisi tentang kasih sayang keluarga dan puisi buat keluarga kecilku, menjelaskan cerita puisi kehidupan tentang keluarga cerita lengkap puisi untuk keluarga kecilku yang dipublikasikan berkas puisi, apakah puisi tentang keluarga kecilku bercerita seperti puisi cinta untuk keluarga kecilku atau puisi keluarga kecil bahagia atau puisi doa untuk lebih jelasnya puisi yang bercerita tentang kehidupan keluarga disimak saja puisiya dibawah KecilkuOleh Titis Arkadewi PanuluhDi sini kebersamaan terciptaPenuh cinta dan kasih sayangLautan canda bahagia, juga cucuran air mataDi sini berbagi segenap rasaKeluarga kecilku bertabur kasih, indahnya tiada taraSaling memahamiSelalu berbagiMelengkapi yang belum tergenapkanDi sini aku besar, lahir di tengah kepapaan hartaHanya pelukan hangat ayah bunda, dan limpahan dedoa merekaPelita penyemangat tak ternilai harganyaBekal yang menemani langkahku menapak suratan takdir, kini ataupun nanti
Search Cerita Dewasa Mamaku Di Hamili Temanku. Tetapi ketika aku hendak menarik celana dalamnya, tubuhnya terasa menyentak dan kedua pahanya dirapatkan mencoba menghalangi maksudku untuk anda yang sudah Dewasa suatu saat, salah satu temanku dikunjungi oleh 2 orang adiknya yg ingin berkunjung dan jalan2 dikota kami Aku adalah Ilustrasi cerpen tentang keluarga. Foto Pexels Cerpen tentang KeluargaIlustrasi cerpen tentang keluarga. Foto Pexels Ilustrasi cerpen tentang keluarga. Foto Pexels Pagi ini cuaca sangat cerah, aku bangun dari ranjangku dan meraih handuk yang kuletakkan di atas bangku belajar. Sesekali aku melihat ke arah kaca di sana, aku bisa melihat mata sembab yang menandakan kepedihan. Selesai mandi dan semuanya beres aku langsung keluar rumah tanpa pamitan dan langsung ke gudang untuk mengambil sepeda lamaku. Selama diperjalanan pikiranku hanya tertuju pada kejadian semalam. Tak terasa air mata sudah mengalir di pipiku. Setelah sampai di gerbang sekolah aku langsung memarkirkan sepeda dan berjalan lemas ke arah kelasku. Teman temanku mungkin merasa aneh dengan sifatku hari ini.”Clara apa yang sedang terjadi denganmu” Tanya aries”Aku gak apa-apa” pelajaran terakhir pun selesai. Aku langsung berjalan ke arah sepedaku dan mengayuhnya dengan hati-hati. Saat sudah sampai di depan pintu rumahku aku mendengar teriakan, bahkan makian yang tak pantas keluar dari mulut kedua orang tua. Aku mengurungkan niat masuk ke rumah itu dan langsung mengayuh sepeda sekencang mungkin dengan harapan supaya angin bisa membawa beban pikiranku. Tiba-tiba aku langsung terhenti di taman bermain yang pernah aku mainin bersama keluargaku. Tak terasa air mata kembali membasahi pipiku. Aku duduk sebentar di ayunan itu. Beberapa menit kemudian aku ingin pulang kerumah karena merasa lapar. Setelah sampai di rumah aku langsung membuka kulkas dan menemukan snack kesukaanku dan memakannya dengan tenang.”Clara keputusan ayah sudah bulat. Jika kamu tetap tidak menyetujui perceraian itu maka akan sia-sia” Mendengar hal tersebut membuatku semakin kesal dan sedih.”Iya, bercerailah dengan cepat! Lebih cepat lebih bagus” Ujarku dengan nada kejadian seperti ini baru terjadi semenjak kakakku meninggal. Sebelum kakakku meninggal, semuanya baik-baik saja. Saling berbagi kehangatan tapi itu bukan untukku, semuanya hanya untuk langsung berhenti menulis dan merebahkan diri di rajangku dan tidur. Keesokannya aku bangun dari tidur dan menjalankan rutinitas pagi ku aku turun dari tangga dan langsung di beri pelukan hangat dari ibuku. Aku langsung terheran heran.”Mulai sekarang kami akan menyayangimu seutuhnya ” Kata ibuku dengan lembut.”Tapi kertas perceraiannya?”Ternyata mereka sudah membuang surat perceraian itu ke kotak sampah. Akhirnya aku datang ke sekolah dengan muka berseri-seri, teman-temanku sangat terheran-heran sedangkan aku hanya tersenyum lebar kepada cerpen tentang keluarga. Foto Pexels Faizan menonton acara kartun. Keluarga Pak Somat. Kadang dia tertawa sendiri melihatnya. Di saat iklan, Faiza mengganti channel televisi. Ibunya memperhatikan itu. Faiza sekilas menonton berita."Korupsi? Apa itu?", celoteh Faiza sendirian. O iya, Faiza kelas enam."Apa, Za?", sahut ibunya."Itu bu.. Ada yang memakai baju warna orange.. Korupsi..", kata Faiza."Memangnya korupsi itu apa, bu?", tanya memutar otak untuk menjelaskan arti korupsi untuk anak seusianya.***"Oh, jadi korupsi itu seperti mencuri ya, bu?", tanya Faiza."Ya semacam itu, Za. Tapi uangnya banyak sekali itu.. Uang itu milik negara..", ujar ibu."Seharusnya uang itu kan untuk pembangunan atau untuk membantu orang miskin tetapi dikurangi oleh orang yang korupsi.. ", lanjut ibu."Misalkan, seharusnya uang untuk diberikan kepada orang miskin itu seratus ribu.. Tetapi yang diberikan ternyata hanya delapan puluh ribu.. Yang dua puluh ribu untuk dirinya sendiri.. Itu contoh kecil korupsi, Za..", kata ibu."Misalkan juga untuk membeli semen, seharusnya harga hanya tujuh puluh ribu rupiah. Tetapi dilaporkan berharga seratus ribu rupiah. Uang yang tiga puluh ribu untuk dirinya sendiri, itu juga korupsi Za..", kata ibu menyimak yang dikatakan ibu."Berarti kalau yang ditangkap itu pasti uangnya banyak ya, bu? Yang memakai baju orange itu...", tanya Faiza."Iya, tentu Za..", jawab ibu."Uang negara itu dipakai untuk membuat kaya dirinya sendiri. Bisa membeli mobil, membuat rumah yang bagus.. Nah itu sangat merugikan negara..", lanjut ibu.***"Nah, inti dari korupsi itu adalah tidak bersikap jujur Za.. Jika jujur, maka orang akan berhati-hati dalam bicara, bersikap dan lainnya..", kata ibu."Kamu bisa melatih kejujuran pada diri sendiri sejak kecil. Contohnya, disuruh membelikan minyak goreng. Kalau ada sisanya ya dikembalikan kepada ibu..", kata ibu memberikan contoh."Kalau dalam hal belajar, kamu harus berusaha datang tepat waktu di sekolah, tidak menyontek saat ulangan, tidak mencuri uang punya teman dan lainnya..", kata bapak menyambung perkataan ibu."Nah, kalau kamu sejak kecil selalu jujur, maka kalau kamu besar nanti juga akan berusaha berbuat jujur, Za. Jadi apapun nanti, kamu akan terbiasa jujur.. tidak mengambil yang bukan milikmu..", lanjut mengerti apa yang dikatakan ibu dan bapak. Ternyata, setiap orang harus bersikap jujur agar tidak korupsi. Kalau tidak jujur bisa ditangkap seperti orang-orang yang memakai baju orange. Faiza tidak mau menjadi seperti cerpen tentang keluarga. Foto Pexels Nisa memandang amplop-amplop yang dia pegang. Amplop terkecil bersih. Ada 20 Di atas meja ada uang sepuluh ribuan, dua puluh ribuan dan lima puluh ribuan. Di atas meja itu juga tergeletak buku kecil yang terbuka dan sebuah bolpoin.***"Sa, ini tolong dimasukkan ke dalam amplop-amplop ini..", pinta ibu."Dan ini ada buku catatan. Ini uangnya..", lanjut ibu Nisa menerima amplop, buku catatan dan sejumlah uang dari tangan ibu. Nisa waktu itu masih sekolah jenjang SD kelas lima. Nisa membaca catatan di buku ibu. Kemudian dia mendapati tulisan nama-nama yang tak asing. Dan sekaligus ada catatan nominal uang."Mengko nek wis diamplopi, tolong dikasihkan ke nama-nama itu ya..", pinta ibu."Nggih, bu..", jawab Nisa."Kita harus berbagi, Sa. Sedikit atau banyak rezeki yang kita miliki itu ada hak orang lain..", kata ibu."Dengan begitu harta yang kita miliki akan bersih, Sa. Percayalah dengan memberi, kamu tidak akan menjadi miskin. Justru kamu akan menjadi kaya.. Kaya hati, Sa", lanjut mendengarkan perkataan ibu sambil memasukkan uang-uang itu ke dalam amplop.***Nisa masih memegang amplop-amplop putih baru ukuran kecil itu. Masih teringat jelas nasehat dengan pemberian contoh langsung dari almarhumah ibunya."Alhamdulillah, ini tahun pertamaku mendapatkan gaji dari kerjaku. Dan pertama kali membagi ini untuk tetangga-tetanggaku yang kekurangan..", batin mulai memasukkan uang-uang miliknya ke dalam amplop. Sesuai dengan catatan, amplop A berisi berapa, amplop B berisi berapa dan seterusnya. Mungkin tak seberapa, tapi akan memberi manfaat bagi yang benar-benar dulu Nisa membantu ibunya, sekarang Nisa mengeluarkan sedekah ini dari hasil jerih payahnya sendiri.

Adabanyak puisi anak di halaman ini puisi-puisi tersebut dipilah dalam beberapa tema ada puisi anak tentang alam, keluarga, kesehatan, binatang, ada puisi anak dengan tema budi pekerti dan permainan ada juga kumpulan puisi dengan berbagai tema lainnya. bungamu kecil harummu semerbak mewangi banyak kumbang menghampirimu kau tumbuh di taman

“Betapa kaget ketika Wurry Srie tahu bahwa jejaka di hadapannya adalah seorang santri.” Ketika membaca buku Catatan Kecil untuk Keluarga, saya teringat sebuah quotes kawan ghibah saya. “Kata orang, pengalaman adalah pelajaran paling mahal. Namun kita tak harus membayar mahal bila bisa belajar dari pengalaman orang lain, kan?” Kata-kata dari kawan ghibah saya yang merupakan ibu-ibu itu saya kira sangat cocok ditujukan untuk buku Catatan Kecil untuk Keluarga karya Wurry Srie ini. *** Wurry Srie adalah seorang ibu rumah tangga yang suka menulis sejak kecil. Dia suka menuliskan catatan ringan sehari-harinya di platform media sosial. Buku Catatan Kecil untuk Keluarga ini merupakan kumpulan esai pilihan tentang parenting. Esai-esai tersebut sebelumnya sudah tayang di media online nasional. Benang merah dari catatan Wurry Srie adalah tentang keluarga sehari-hari. Tentunya, apa yang Wurry Srie tulis juga tidak ndakik-ndakik dan ngadi-ngadi. Ketika membuka buku ini, saya langsung tertuju pada judul tulisan pertama dengan judul, “Anak Nakal Haruskah ke Pesantren?” Saya pun teringat masa-masa sebelum saya nyantri. Saya kira anak nakal memang harus dimasukkan pesantren agar menjadi baik. Namun setelah nyantri, saya mendapati bahwa hal itu bukanlah hal yang diharuskan. Wurry Srie membagikan pengalamannya ketika dalam perjalanan antarkota ia menjumpai sosok jejaka tanggung dengan pakaian jaket jeans, celana pendek, dan berambut plontos. Sosok muda itu mencuri perhatiannya. Hatinya terusik untuk melontarkan beberapa pertanyaan. Betapa kaget ketika Wurry Srie tahu bahwa jejaka di hadapannya adalah seorang santri. Namun ada hal yang lebih mengejutkannya lagi. Ketika diajak shalat, jejaka itu menolak ajakan Wurry Srie dengan alasan tidak membawa perlengkapan sholat. Dari kejadian itu Wurry Srie belajar memahami bahwa orang tua tetap menjadi nomor satu dalam pembentukan watak anak. Sementara pesantren hanyalah sarana pembantu. Idealisme Orangtua Lalu, yang tak kalah menarik adalah esai kedua dengan judul “Ketika Buah Hati Menuju Masa Akil Balig”. Dalam cerita sederhananya, Wurry Srie menjelaskan bagaimana kita harus menyikapi ketika buah hati menuju akil dan balig. Tak hanya dua esai tersebut, tentunya masih banyak lagi cerita menarik lainnya yang tak mungkin saya tuliskan di sini agar Anda bisa membacanya sendiri. Buku ini memang berisi tentang keluarga. Meski begitu, ia sangat penting dimiliki oleh semua kalangan. Termasuk jomlo seperti saya yang kelak juga akan berkeluarga. Buku setebal 140 halaman ini berisi 25 tulisan Wurry Srie yang ditulis dengan bahasa sehari-hari dengan cerita yang mengalir dan begitu mudah dipahami. Kita bisa membacanya dari mana saja tak perlu membacanya secara berurutan karena setiap judul memiliki cerita yang berbeda. Sebagai buku pertama Wurry Srie, tentu ada beberapa kekurangan minor dalam buku Catatan Kecil untuk Keluarga. Salah satunya ada satu tulisan yang keluar dari tema pembahasan tentang keluarga atau parenting. Yakni tulisan yang berjudul “Toleransi yang Tergerus Lantunan Tadarus”. Alih-alih berbicara tentang anak atau keluarga Wurry Srie justru membicarakan toleransi dalam lingkup yang terlalu luas hingga keluar dari benang merah buku ini. Meski begitu, tulisannya tetap mengasyikkan untuk dibaca. Ada salah satu hal yang saya pahami ketika membaca buku ini. Orang tua memang selalu ingin menjadi yang sempurna dalam mendidik anak, bahkan ingin menjadikan anaknya sesuai idealisme mereka. Banyak orang tua selalu mengejar kesempurnaan anaknya. Mereka berharap mampu menjadikan anaknya menjadi yang terbaik. Sampai pada suatu titik, kadar harapan yang berlebihan justru menempatkan harapan orangtua menjadi tuntutan. Hal itu akhirnya hanya membuat anak terlihat kurang terus-menerus. *** Seperti kata Mas Iqbal Aji Daryono, hubungan antara anak dan orang tua adalah medan luas tempat belajar dengan limpahan ilmu yang tiada habisnya. Anak-anak memang belajar, tetapi ternyata orang tua juga terus belajar. Tanpa membayar mahal, saya pun belajar banyak hal dari buku ini. Saya yakin pelajaran yang saya dapat dari buku ini kelak berguna bagi saya yang kini masih seorang laki-laki yang cuma bisa ngurus anak kucing. Judul Buku Catatan Kecil untuk Keluarga Penulis Wurry Srie Editor Bhagaskoro Pradipto Tebal viii+ 140 hlm. ; 14 x 20 cm. ISBN 978-623-5663-38-8 Tahun terbit September 2022 Penerbit Galuh Patria Muhamad Ulinnuha, santri lajang yang cuma bisa ngurus anak kucing. [red/zhr/brsm] Ceritatentang Rumah Melon Kami Jumat, 20 Agustus 2010. Update Terbaru kolom di perbatasan dapur,kamar mandi,r keluarga dan r makan, karena jendela kecil di atas, mungkin spellingnya salah hehhehe) untuk membantu masuknya udara dan
Cerpen Karangan RahmawatiKategori Cerpen Kisah Nyata Lolos moderasi pada 5 February 2018 Pagi ini aku sudah melakukan aktifitas seperti biasanya sebagai seorang ibu, kemudian aku menjemur pakaian dengan hanger. Sesaat seorang laki-laki yang menatapku dengan sinis, ya dia adalah kakakku yang bernama zacki, setelah itu dia memasuki kamarnya, setelah tidak lama terjadi percekcokan dengan istrinya. Aku hanya diam biasa saja tapi hatiku merasakan ada hal yang ganjal dengan mereka, aku sadar pertengkaran itu ada hubungannya denganku, aku di sini tinggal bersama ibuku dan selain ada aku, suami dan anakku di sini di rumah ini juga ada keluarga lain, ya itu kakakku dan anak istrinya, kami di sini hidup bersama. Kebersamaan kami jarang cocok, aku dan istri kakakku sangat berbeda, dia pendiam dan aku orangnya cuek. Awal pertengkaran kami adalah soal pekerjaan rumah, biasalah kami pun sering saling singgung, Ibuku sudah tua dan aku sebagai anak lebih banyak melakukan alktifitas rumah, hal yang sering menjadi masalah adalah dikala saat sibuk beres-beres istri kakakku lebih banyak santai santai, selama ini aku diam, dan jika aku mengeluh kepada ibuku, hanya pembelaan terhadap memantunya di hadapanku. Aku sering bersedih dan menangis di hadapan suamiku “Ayah kapan kita punya rumah sendiri, aku nggak betah tinggal di sini, selama ini aku selalu memgalah” dengan isak tangis di hadapan suami dan anakku. Suamiku adalah orang yang sabar ia hanya memeluk dan mengatakan “sayang sabarlah, bekerjalah dengan ikhlas, belajarlah sabar, itung-itung bantu mak”. anakku berumur 1,5 tahun ia tumbuh menjadi gadis kecil yang lincah dan sangat aktif, ia bernama deva. Kehidupan kami berjalan dengan seiringnya waktu, suamiku adalah seorang penjual kue, walaupun penghasilanya tidak banyak tapi kami bersyukur karena Allah sudah mberi rezeki yang halal. Setiap seminggu dua atau tiga kali suamiku bekerja berjualan kue, dan aku hanya di rumah merawat anak kami, aku merasa tidak betah di rumah dan hanya membuat sedih hati ini saja, karena ibu hanya menyanjung anaknya kakakku, anakku juga sama sama cucunya, aku sadar aku memang tidak banyak uang, suamiku bekerja dengan penghasilan pas pasan, tidak seperti kakakku yang uangnya banyak, yang lebih banyak memberi materi kepada ibuku. Aku memang tidak banyak materi tapi aku selalu ada saat ibu sakit, saat ibu membutuhkan aku, dan aku juga sadar aku hanya anak yang miskin yang tidak bisa memberi apapun kepada ibuku. Tapi bersyukur aku masih bersama anak dan suami yang selalu ada dan sayang kepadaku, suami yang selalu sabar yang selalu memasehatiku untuk jadi orang sabar. Setelah selama 1 tahun kami hidup campur dangan ibu ayah, kakak dan istrinya, banyak hal yang aku pelajari, menjadi orang yang mengalah, hati yang sedih aku belajar menahan kesedihan batinku ini. Setiap keluh kesah hanya aku curahkan kepada suamiku. Tidak seperti istri kakakku yang selalu mengadu ucapan apa yang selama ini sering aku kesalkan terhadap dia, awal pertengkaran yang memicu karena ulah tetangga yang suka mengadu domba, hingga pecahkan amarah kakakku terhadap aku di hadapan suami dan ibu pagi itu. Sungguh hati ini sakit ia memakiku dengan ucapan yang menyakitkan, ibu menagis dan berkata “sudah cukup tidak usah bertengkar, biarlah orang lain bicara apapun tidak usah didengarkan, orang lain hanya akan merusak rumah tangga kita”. Tapi aku memang sudah tidak tahan harus terpaksa tinggal bersama, aku ingin punya rumah sendiri tapi aku tidak punya uang, aku anak bungsu dari enam saudara. Anak yang lainnya sudah menikah dan sudah punya rumah sendiri. Aku dan kakakku yang masih tinggal bersama ibu, kakakku bekerja di sebuah perusahaan tambang. Saat ini aku hanya bisa bersabar semoga aku dan suamiku bisa mendapat pekerjaan dan semoga Allah memberi kami rezeki agar bisa cepat membuat rumah. Aamiin Cerpen Karangan Rahmawati Facebook Nyonya Sobryan Cerpen Keluarga Kecilku merupakan cerita pendek karangan Rahmawati, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Senandung Untuk Ibuku Oleh Ade Zetri Rahman Masih ingatkah kau dongeng tentang Malin Kundang, sang anak durhaka itu? Tentu kau masih ingat bukan, tak mungkin kau tak tahu karena cerita, itu rutin dijadikan dongeng pengantar tidur Berbahagialah! Oleh Fitri Oktavia Annaja Kebahagiaan itu kadang egois, mungkin kita tak akan peduli dengan siapapun yang akan terluka. Yang penting itu kita bahagia dan merasa puas. Tidakkah kita berpikir ada orang lain yang Kemana Antingku Oleh Rita Riyanti Liburan panjang semester genap telah usai, hampir 2 bulan aku bisa menikmati liburan di kampung halaman setelah 1 semester menuntut ilmu di kota pelajar jogja. Kebetulan nilaiku tidak ada Senja di Imajinasiku Oleh M. Naufal Hanif Musyafa Hari sudah mulai malam. “Aku pasti bakal telat karena ekskul ini” gumamku. Tapi aku hanya berjalan santai ke stasiun sambil melihat keadaan kota ini. Jam sudah menunjukkan pukul Mama, Tuhan dan Hidup Oleh Angelica Angie Orang baik yang selalu bersyukur akan menjadi tokoh yang serba kekurangan dan teraniaya, sedangkan orang jahat akan menjadi tokoh dengan kekayaan berlebih namun angkuh, dan enggan memikirkan sesama-nya. Jika “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Ceritadimulai di sekitar pertengahan bulan Oktober yang lalu. Period yang belum menunjukkan tanda-tanda kedatangan, kalau dihitung dari HPHT yang tanggal 14 September itu. Udah 3 bulan terakhir sejak ga lagi menggunakan IUD, period cukup lancar dan teratur, jadi agak curiga ni kenapa sampe sekitar empat minggu setelah HPHT belum ada tanda
Cerpen tentang keluarga ini merupakan contoh dari hasil karya saya sendiri. Ada banyak makna yang terkandung dalam cerpen tentang keluarga. Akan ada banyak kisah jika berkenaan dengan keluarga. Buat kamu yang saat ini masih merasa bingung mau nulis cerpen tapi bingung mau mulai dari mana, ini mungkin akan jadi salah satu referensi yang bisa kamu jadikan contoh. Kerangka Cerpen Tentang Keluarga Cerpen dibuat dengan menggunakan kerangka tertentu. Dalam penulisannya tentu harus menggunakan kerangka. Tujuannya yaitu untuk memperjelas penulisan novelnya. Selain itu, juga untuk membuat cerita dalam novel itu lebih mudah ditulis. Dilansir dari berikut adalah contoh kerangka novel cerpen keluarga Tema Kasih sayang seorang ayah kepada anaknyaTokoh dan Penokohan Fatimah rajin, berbakti, dan baik hatiAyah penyayang, pekerja kerasIbu penyayangPak cik Hasan baikKerangka Perkenalan / EksposisiFatimah adalah seorang anak dari keluarga kuli penambang timah yang miskinFatimah memiliki 3 adik dan ia harus merawatnyaFatimah adalah murid kelas 6 sekolah dasarAyah Fatimah adalah seorang pekerja keras yang menyayangi anak-anaknyaKonflikFatimah bercita-cita menjadi seorang guru bahasa InggrisAyah Fatimah ingin membelikan kamus untuk anaknya tersebutAyah Fatimah berusaha sekuat tenaga mencari uang untuk membeli kamusDengan bekerja keras ayah Fatimah dapat membeli kamusKlimaksFatimah sangat senang dengan pemberian ayahnyaFatimah berusaha berterima kasih kepada ayahnyaAyah Fatimah meninggal karena longsorAnti klimaksFatimah sangat terluka dengan kepergian ayahnyaFatimah harus meninggalkan sekolahnya untuk bekerjaPenyelesaianFatimah mengerti betapa pentingnya ayah dalam hidupnya Namun kerangka ini tidak ada di contoh cerpen tentang keluarga di bawah ya. Karena cerpennya sendiri tidak bisa saya tampilkan disini. Ini hanyalah kerangkanya saja. 5 Contoh Cerpen Tentang Keluarga Dan berikut ini adalah contoh isi atau cerpennya saja tanpa menggunakan kerangka cerpen. Contoh kerangka cukup di atas saja ya, berikut adalah contoh cerpen tentang keluarga. 1. Cerpen Tentang Keluarga Bahagia “KELUARGA ADALAH SEGALANYA” Aku bernama Haikal aku memiliki keluarga yang cukup lengkap. Ada ayah, ibu dan kakaku. Kami tinggal di sebuah kota di Bandung. Dan ayahku bekerja sebagai seorang pelaut. Ayah pergi bekerja dan pulang tiga bulan sekali bukan hal mdah bagi kami selalu terpisah jarak dan waktu. Ketika aku kecil aku selalu menangis saat mengantar kepergian ayah untuk berlayar. Aku selalu menghalangi jalannya. Dan itu selalu membuat matanya berkaca-kaca. “Ayah pergi demi kalian anak-anaku, demi ibu dan demi masa depan kita”. Setiap tiga bulan terakhi aku selalu menunggu ke datangan ayah bahkan aku selalu tertidur di ruang tamu untuk menanti kehadirannya. Bukan oleh-oleh yang kami buru. Tapi harum tubuh ayah yang kami rindukan. Seperti saat ini pukul ada yang mengetuk pintu“tok..tok..tok Assalamualaikum”. Kami menjawab sambil berhamburan ke depan pintu. Setelah terlihat sosok gagah itu kami langsung berhamburan kepelukannya merasakan harum bau tubuhnya dan melepaskan rindu yang kian menggebu akhirnya terlepaskan. Keesokan harinya merupakan momen yang kami tunggu untuk sekedar berkumpul menikmati secangkir teh atau sarapan bersama dan itu hanya ada waktu satu minggu. Setelah itu ayah akan pergi lagi selama tiga bulan untuk bekerja memenuhi keperluan dan masa depan kami. Waktu sebentar itu merupakan kebahagian yang teramat sangat untuk kami. Baca juga Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari 2. Cerpen Tentang Keluarga Sederhana SEDEKAH SEDERHANA Namaku Mariyam aku tinggal di sebuah pedesaan di Jawa Barat. Ayah ku bekerja sebagai guru ngaji di kampungku. Dan ibuku seorang penjahit. Kami berkehidupan sangat sederhana. Aku bersekolah di SD Negri dekat dengan kampungku, setiap hari aku mengambil dagangan dari mpok yuni untuk di titipkan di warung-warung sambil berangkat sekolah. Dan pulangnya aku akan menagih hasil simpanan di warung-warung tersebut. Pekerjaan ini untuk meringankan kedua orang tuaku agar tidak memberikan uang jajan. Namun ada salah satu ajaran yang di ajarkan oleh ayah ibuku yang sampai saat ini selalu teringat yaitu sedekah subuh. “Sedekahlah saat waktu subuh, karena pada waktu subuh akan datang malaikat yang memohonkan dua permohonan. Yang pertama tambahkanlah rezeki orang yang menunaikan sedekah subuh dan bangkrutkanlah orang yang menahan hartanya dan tidak bersedekah.” Itu merupakan nasihat dari sang ayah ketika selesai melaksanakan shalat subuh. Aku ibu dan ayah mempunyai tempat sendiri-sendiri untuk menyimpan sedekah subuh kami. Dan amalan itu telah kami amalkan sampai usiaku tiga puluh tahun dan kini orang tuaku telah tiada namun nasihatnya masih kami amalkan dan sangat luar biasa. Kehidupan kami begitu damai dan tentram meski kami tidak kaya namun setiap rezeki yang kami dapatkan terasa berkah dan nikmat. Karena kunci kenikmatan adalah rasa syukur. Kesederhanaan yang diajarkan orang tua kami begitu sangat berarti untuk kami menjalani kehidupan duniawi yang hanya sebentar ini. Kelapangan rezeki, tentram hidup, banyak saudara dan damai. 3. Cerpen Tentang Keluarga yang Tidak Harmonis TAK SEIA SEKATA Apa yang kamu harapkan dari keluarga yang di sebut harmonis? “Aku sering mendengar kata harmonis di dalam sebuah ikatan keluarga. Mungkin perasaan orang tua yang sayang anaknya, anak yang menghormati orang tuanya, adik kakak yang saling menyayangi.” Itu hanya khayalan. Diary 12 november 2013 Ku akhiri curhatanku di buku dyary kumal kesayanganku ini. Aku Tiara merupakan seorang anak bungsu dari ibu bernama Evi dan Ayah bernama Tono. Dulu mereka ayah ibuku yang selalu memberikan perhatian saat usiaku 8 tahun. Ya tepat 8 tahun yang lalu keluargaku masih bahagia dan baik-baik saja. Setiap ayah dan ibu bertengakar tiada permintaan maaf dari kedua belah pihak karena saling gengsi untuk meminta maaf duluan. Dan mereka hidup bersama lagi seperti tak terjadi apa-apa. Namun, itu telah berubah saat Ayah selalu asyik bercengkrama dengan hp nya. Bahkan aku sering mendengar ayah berhaha-hihi dengan temannya di hp tersebut. Ibuku sudah bosan menegurnya dia telah memilih diam. Suatu saat ibu menemukan Whatsap ayah dengan perempuan lain dengan kata-kata yang tak senonoh dilontarkan oleh lelaki yang telah memiliki istri. Ibu marah besar, dan berakhir dengan memasukan baju-bajunya dan bajuku ke dalam koper dan bersiap pergi dari rumah itu. Ayah berteriak sambil menahan amarah “silahkan pergi aku juga sudah bosan dengan sikapmu, kamu yang dulu juga pernah berselingkuh tapi aku bersikap biasa. Aku hanya marah sesaat. Jika kamu memilih pergi silahkan kita memang sudah tak seia sekata, kita sudah memilki kebahagiaan lain dan itu bukan di sini” Ternyata komunikasi di antara mereka tidak terjalin dengan baik tak ada yang ingin meminta maaf duluan dan menyelesaikan masalah sampai tuntas. Tapi masing-masing menyimpan sakit yang sama namun terpendam. Sehingga akhirnya meledak dan membuat buah hati menjadi korban atas keegoisan masing-masing. 4. Cerpen Tentang Keluarga Kecilku KELUARGA KECILKU Namaku Andrian aku seorang anak dari ayah bernama Andri dan ibuku bernama Tia. Usiaku sudah mencapai hampir kepala tiga dan aku sudah berniat ingin menikah. Dari tiga puluh tahun yang lalu keluarga kecil kami tidaklah berubah. Karena aku merupakan anak tunggal Ayah dan Ibu kami selalu bertiga. Dan sampai saat ini jumlah kami tidak bertambah. Di usia ayah dan ibu sudah mulai menua. Mereka menginginkan aku untuk tetap tinggal bersama mereka. Ayah bilang keluarga kecil kita tak akan pernah terpisah. Ayah dan ibu tidak memiliki sanak saudara. Aku tidak pernah bertemu dan mengenalnya. Dan memang tidak ada. Sehingga kami benar-benar sebuah keluarga kecil. Kecil jumlahnya namun cinta dan kasih sayang kami begitu banyak dan besar jumlahnya. “Bentuklah keluarga kecilmu di dekat kami nak biar kita tetap bersama-sama”. Itulah pesan ayah ibuku ketika akan menjelang pernikahan berlangsung. Aku telah menemukan wanita yang tepat yang akan mengukir keluarga kecil lainnya di sini melanjutkan kisah keluarga kecilku. Baca juga 5 Cerpen Singkat Bermakna Tentang Kehidupan 5. Cerpen Tentang Keluarga yang Hancur KEPUTUSANMU MEMBUAT KITA HANCUR Ting… ponselku berbunyi ada pesan masuk “Nis, ini ayahmu kan? Sedang mengetik….. Itu adalah pesan Whatsap dari sahabatku Adila. Aku masih menunggu sambil penasaran apa yang dia ketik di pesan selanjutnya. Ting Dia mengirimkan sebuah photo bukan hanya satu tapi sampai dua puluh. Dan aku bergetar meilhat photo-photo tersebut. Itu… photo ayahku bersama wanita yang menggendong bayi dan wanita itu cukup sangat muda mungkin di atasku dua tahun. Namaku Anisa aku seorang mahasiswa kedokteran semester akhir. Ayahku bernama Handoko seorang pembisnis restoran dan membuka cabang di berbagai kota. Ayahku sangat cukup tampan dan gagah meski sekarang sudah mendekati usia kepala lima. Bukan hanya gagah tapi ayah yang seorang pembisnis memang selalu di dekati banyak wanita. Ibuku bernama Karmila wanita cantik dan masih energik di usianya yang kini hampir 48 tahun. Dan dia hanya menjadi seorang ibu rumah tangga biasa. Selama ini ibuku tidak menaruh curiga bahwa ayah memiliki wanita idaman lain. Karena ayah selalu bersikap romantis terhadap ibu meski sering pergi ke luar kota. Dia selalu royal terhadap aku dan ibuku. Kasih sayangnya tidak pernah berkurang selalu memberikan apapun yang aku mau. Dan dari kabar sahabatku aku mulai tahu dan membicarakannya dengan ibu. Terjadilah perang dunia antara ayah dan ibu. Ibu minta cerai karena tidak mau di madu. Dan ternyata ayah sudah menikah tiga tahun yang lalu saat di kota Bandung. Dan kini telah memiliki bayi berusia satu tahun dan berjenis kelamin laki-laki itu adalah impian ayah sejak dulu. Dan kini ayah lebih memilih perempuan itu di bandingkan aku dan ibuku. Terdengar kabar ayah mengalami kebangkrutan yang cukup parah sehingga menjual semua aset-asetnya termasuk rumah kami. Keluarga kami menjadi hancur dan aku tak bisa melanjutkan pendidikanku karena tak ada lagi biaya. Ternyata beda istri beda rezeki Akhir Kata Cerpen tentang keluarga ini ada banyak banget contohnya. Intinya, cerpen tentang keluarga ini adalah cerita pendek yang dilatarbelakangi oleh masalah keluarga. Kamu juga mungkin punya cerita dalam hidup kamu yang ingin dijadikan cerpen. Kamu bisa kok terbitkan cerpen kamu di halaman blog ini. Gratis gak perelu biaya sama sekali.
heWO.
  • wlw4sedeh0.pages.dev/76
  • wlw4sedeh0.pages.dev/178
  • wlw4sedeh0.pages.dev/528
  • wlw4sedeh0.pages.dev/316
  • wlw4sedeh0.pages.dev/124
  • wlw4sedeh0.pages.dev/446
  • wlw4sedeh0.pages.dev/2
  • wlw4sedeh0.pages.dev/495
  • cerita tentang keluarga kecil