Sepertisudah kita ketahui bersama bahwa sejak lama Gereja menetapkan bulan Mei sebagai bulan Maria. Tentu saja sangatlah beralasan jika Bunda Maria ditempatkan secara sangat istimewa di hati umat Katolik; sebab dia adalah bunda keteguhan hati (bdk. Ujud Gereja Indonesia tahun 2020) dan teladan iman. Penulis Injil Yohanes mencatat, ketika Yesus disalibkan, Bunda Maria ada di sana berada di
Oleh Fasya Hawariaktivis Pelajar Islam Indonesia dan Pengelola Taman Baca Rumah Ilmufasyahawari0 tengah-tengah keramaian hiruk pikuk hidup, tak sedikit orang yang melepaskan iman demi sekeping uang. Fenomena hari ini, sebagian manusia hampir menyesal, berputus asa karena derita dan sengsara akibat ulah bodoh manusia sendiri, manusia tersesat jauh kedalam dasar kegelisahan dan ketidakpastian, ketenangan iman serta kententraman yang hakiki telah hilang karena telah menjual iman demi hal ialah keyakinan yang terhujam di dalam jiwa. Padanya tertanam nilai-nilai tauhid Rububiyah berupa menyakini Allah sebagai pencipta, pendidik, pengurus, pengatur segala aspek kehidupan kecacatan bagi orang yang beriman jika memiliki keraguan bahwa esok hari tak akan makan karena hal itu sama saja menghina Allah SWT. Hidup manusia memang kerap dilanda rasa resah, gelisah hanya gara-gara urusan duniawi tapi orang beriman akan selalu ingat firman-Nya dalam 28 yang berbunyi ٱلْقُلُوبُ تَطْمَئِنُّ ٱللَّهِ بِذِكْرِ أَلَا ۗ ٱللَّهِ بِذِكْرِ قُلُوبُهُم وَتَطْمَئِنُّ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.”Iman ialah sebuah ucapan yang menggema melalui rongga mulut bersumber dari sebuah keyakinan yang kuat bahwa لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ tiada illah yang patut disembah selain Allah. Iman ialah amal, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan dan anggota tubuh mengamalkannya dalam bentuk ibadah sesuai dengan fungsinya peradaban.Karena salaf rahimahullah menjadikan amal dalam pengertian iman, dengan demikian iman itu bersifat fluktuatif. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anfal 2-4 yang berbunyi إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٢ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬ا‌ۚ لَّهُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬ ٤Artinya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki [ni’mat] yang mulia.”Ayat ini merupakan dalil bahwa zaman bersifat fluktuatif. Bertambahnya iman menurut ayat ini ialah dengan mendengar ayat-ayat Allah, hati orang beriman akan tergerak oleh rasa takut sehingga mampu menjalankan perintahnya dan menjauhi kalanya iman kita sedang naik, ada kalanya pula iman kita sedang berkurang, menurut keterangan bahwa bertambahnya iman dengan taat dan berkurangnya iman dengan maksiat. Eskalasi iman bertambah ketika kita sering melakukan ketaatan, semisal membaca Qur’an, berdoa, sholat, bekerja dan mencari nafkah, memberi fakir miskin serta menolong saudara dan hal lain yang Allah perintahkan. Iman pula dapat berkurang, terkikis habis jika kita terus menerus gemar melakukan maksiat sehingga menjadi pencandu tak perlu menjadi hakim di dalam soal keimanan. Seorang yang shalih diwajibkan untuk terus melakukan amal kebajikan. Tak sedikitpun boleh terdapat benih-benih sombong di dalam hati karena kita tak pernah tahu bahwa amal yang kita kerjakan diterima atau justru ditolak di sisi ahli maksiat tak boleh berputus asa begitu saja, karena pintu tobat terbuka lebar. Allah sungguh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Benar dan tidaknya iman seseorang terbukti ketika ia telah diuji, sebagaimana yang berada pada ayat 2 dan 3 أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِينَArtinya “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.””Allah SWT sangat membenci dengan klaim dusta semata, karenanya janganlah kita memuji sebelum menguji. Ayat ini menunjukan bahwa iman seseorang akan diuji dengan sedemikian cara agar bisa terlihat siapa yang benar-benar hakiki atau sekedar asal Ayub ditimpa penyakit, seorang Isa ditimpa kesengsaraan, seorang Yakub kehilangan Yusuf, seorang Musa besar tanpa seorang ayah dan hidup para nabi dilalui dengan penuh ujian, mereka selalu yakin bahwa kepercayaan kepada Allah menghendaki perjuangan dan transendental para nabi selalu dilakoni meski berat karena ia yakin bahwa rasa iman selalu berbarengan dengan ujian. Ini menunjukan sejatinya kegelisahan, keresahan, cobaan dan ujian hidup akan terus melanda manusia, namun semua itu akan berimplikasi kepada ketenangan ketika Allah dijadikan sandaran kuat di dalam Qayyim Al Jauzy berkata, “Barangsiapa yang menempatkan hatinya di sisi Rabbnya, maka jiwanya tenang dan damai. Dan barangsiapa mengirim hatinya ke tengah-tengah orang banyak maka ia akan terguncang dan sangat gelisah. ”Mudah-mudahan kita tetap tegas dalam menanamkan nilai-nilai keimanan di saat gemerlap hidup mengganggu stabilitas keislaman dan keimanan “Kembali kepada Allah.” RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke islampos paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos. Itutidak berarti Allah berjalan di bumi, atau Nuh entah bagaimana caranya pergi ke surga. Tetapi, karena Nuh sepenuhnya menaati Allah dan sangat mengasihi-Nya, bisa dikatakan seolah-olah Yehuwa dan Nuh berjalan bersama seperti sahabat. Ribuan tahun kemudian, Alkitab mengatakan tentang Nuh, "Melalui iman[-nya] ia menghukum dunia." Tentunyakalian tidak asing dengan kata iman bukan? Lalu apakah iman itu? Secara bahasa iman berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati. Sementara itu, ilmu merujuk pada tiga hal yang memiliki kesatuan logis, yakni pengetahuan, aktivitas, dan metode. Imansecara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar'i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Rukun iman itu ada enam, yakni iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikatNya, iman kepada Abrahammemiliki iman kepada Tuhan dan bersedia mengorbankan Ishak, putra tunggalnya, bagi Tuhan, dan pada akhirnya Tuhan memberkatinya, membuat keturunannya menjadi sangat banyak dan menjadi bangsa-bangsa yang besar. Ayub memiliki iman kepada Tuhan dan mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan melalui dua ujian; Tuhan semakin memberkati Ayub, dan Liputan6com, Jakarta Keimanan merupakan ketetapan hati yang dimiliki setiap individu. Keimanan nampaknya memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan setiap manusia.Tanpa iman, manusia tentu akan hidup tanpa arah. Dengan keimanan seseorang akan mengontrol apa saja yang dilakukan sehinga dapat terhindar dari perbuatan buruk.Namun keimanan seseorang akan selalu diuji setiap waktu. Tentu jyjjR.
  • wlw4sedeh0.pages.dev/88
  • wlw4sedeh0.pages.dev/95
  • wlw4sedeh0.pages.dev/59
  • wlw4sedeh0.pages.dev/444
  • wlw4sedeh0.pages.dev/514
  • wlw4sedeh0.pages.dev/241
  • wlw4sedeh0.pages.dev/86
  • wlw4sedeh0.pages.dev/56
  • keteguhan iman sangat berarti dalam