Sahamseri a adalah saham khusus yang mempunyai hak suara lebih besar daripada saham biasa. Investasi seri a ini biasanya seri saham yang pertama setelah saham biasa ataupun opsi saham yang diberikan ke pendiri perusahaan atau pun karyawan. Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara; Sehingga kesimpulannya saham seri a, b atau c adalah istilah yang digunakan atas jenis jenis saham yang berbeda. Mungkin masih awam ya apa itu saham.
Tertarik dengan saham BBRI? Kabarnya BBRI akan menggunakan penambahan modal dengan skema right issue yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat. Rencananya BBRI akan menerbitkan kira-kira 28,67 miliar lembar saham seri B dengan nilai Rp 50 per saham atau sekitar 23,25% dari modal perseroan. Lalu apa pengaruhnya untuk kita para investor? Nah pada kesempatan kali kita akan membahas tentang right issue BBRI dan bagaimana prospek serta strategi investasinya. Namun sebelum membicarakannya lebih dalam, bagi Anda yang belum memahami apa itu right issue, bisa menyimak penjelasan berikut ini! Apa itu Right Issue Right issue atau HMTED Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu adalah salah satu bentuk aksi korporasi dimana emiten memberikan hak untuk membeli saham baru yang akan di terbitkan khususnya kepada pemegang saham yang lama. Sederhananya begini, perusahaan yang sudah melakukan IPO pasti sudah memiliki pemegang saham lama. Ketika perusahaan membutuhkan dana segar, maka perusahaan harus menerbitkan saham baru. Nah saham-saham baru inilah yang di prioritaskan untuk ditawarkan kepada para pemilik saham lama terlebih dahulu. Baca yuk, Saham Teknologi Bersiap Untuk Melejit Lalu mengapa perusahaan melakukan right issue? Tujuan dari aksi right issue ini biasanya bermacam-macam. Mulai dari untuk penambahan modal, dalam rangka ekspansi bisnis ataupun membayar utang. Jadi dibanding meminjam ke Bank, perusahaan terbuka biasanya memilih untuk melakkan Right Issue. Harga Right Harga right atau harga saham baru dari right issue bisa saja lebih murah, sama ataupun lebih tinggi dari harga sahamnya saat ini. Namun jika saham tersebut banyak peminat, tentunya akan naik seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu keuntungannya, investor lama umumnya bisa membeli saham baru tersebut dengan harga yang lebih murah dibanding setelah di buka untuk investor lain. Rasio Right Issue Pemberian right issue akan di lakukan berdasarkan rasio tertentu. Misalnya Rafa memiliki 1000 lembar saham ABCD. Lalu emiten ABCD melakukan right issue dengan rasio 1 2. Ini artinya Rafa di berikan kesempatan untuk membeli 2000 lembar saham 2 kali lipat saham ABCD miliknya. Jika Investor Lama Tidak Membeli Saham Right Issue Bagaimana jika investor lama tidak membeli saham baru yang di tawarkan pada right issue? Maka hak ini akan di berikan pada investor baru yang menjadi standby buyer. Konsekwensinya porsi investasi investor lama bisa menjadi berkurang dilusi. Kok bisa ? Kita pakai contoh right issue emiten ABCD dengan rasio 1 2 seperti di atas. Jika sebelumnya kita memiliki 1000 lembar ABCD, dengan adanya penerbitan saham baru maka jumlah sahamnya bertambah menjadi 3000 lembar saham. Tapi jika tidak membelinya, maka 2000 lembar saham akan dimiliki oleh investor baru. Perhitungannya begini Nilai saham kita saat ini setelah right issue = 1000/ 3000 Dulu 1000 lembar saham nilainya mewakili 100% milik kita. Tapi karena nilainya kini menjadi 3000 lembar maka 1000 lembar saham kita saat ini hanyalah 33,3%. Dengan kata lain kita kehilangan 66,7% kepemilikan saham. Mekanisme Right Issue BBRI Aksi korporasi BBRI kemungkinan akan terjadi pada waktu dekat sekitar kuartal III tahun 2021. Aksi korporasi ini di awali oleh tujuan untuk membentuk Holding Ultra Mikro yang mana hal ini akan menggabungkan beberapa perusahaan pelat merah. Diantaranya Bank BRI, PT Permodalan Nasional Madani PNM, dan PT Pegadaian Persero. Perusahaan-perusahaan tersebut nantinya akan menjaid satu holding di bawah kendali Bank BRI. Oleh karena itu dilakukanlah right issue supaya BBRI bisa membentuk Holding Ultra Mikro tersebut. Dengan kata lain, right issue ini bertujuan untuk ekspansi bisnis dari Bank BRI dimana Bank BRI akan menjadi pemilik 99,99% saham PNM dan juga Pegadaian. Ketentuan Bentuk Penyetoran Right Issue BBRI Melalui aksi korporasi right issue maka semua pihak pemegang saham BBRI akan di libatkan, termasuk pemerintah selaku pemegang saham terbesar 56,75% . Berdasarkan informasi resmi Bank BRI, sebagai pemegang saham pengendali BBRI pemerintah tidak akan menyetorkan dananya secara tunai. Baca juga, Cara bermain saham di bursa luar negeri Melainkan akan menyerahkan saham seri B milik pemerintah yang ada di PNM dan Pegadaian. Sementara untuk investor publik atau masyarakat bisa menyetorkan dananya dalam bentuk tunai. Pelaksanaan RUPS BBRI Pada tanggal 22 Juli 2021 nanti Bank BRI akan mengadakan RUPS Rapat Umum Pemegang Saham yang akan di laksanakan di Kantor Pusat BRI, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46 Jakarta. Pada RUPS tersebut para pemegang saham akan mengambil keputusan kaitannya dengan penambahan modal perseroan BBRI. Nantinya akan ada HMETD Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk para pemegang saham melalui PUT I Penawaran Umum Terbatas. Menurut beberapa analis, aksi korporasi right issue yang di lakukan BBRI ini memiliki prospek yang cukup cerah. Hal ini karena selain akan berdampak baik untuk BRI secara jangka panjang, stakeholder lain seperti kita para pemegang saham BRI. Hanya saja, ada yang perlu di cermati lebih lanjut dari right issue ini yakni mengenai harga right-nya. Sebab kemungkinan harga right BBRI akan lebih rendah dari harga sahamnya saat ini. Dimana harganya di proyeksikan 1 sampai 1,5 kali lebih rendah dari harga saham BBRI saat ini berkisar Rp 2400-Rp 3220. Kita memang belum bisa benar-benar memastikannya, jadi kita tunggu saja nanti. Kemudian yang jadi pertanyaannya, apakah kita perlu menebus right issue BBRI ini? Sebenarnya, aksi right issue ini cukup menarik mengingat tujuannya adalah untuk melakukan ekspansi bisnis. Selain itu, Bank BRI merupakan salah satu emiten yang cukup baik dalam hal track record kinerja dan fundamental perusahaan. Jadi bagi para value investor long term hal ini bisa menjadi peluang positif. Jika investor lama tidak mengambil hak untuk membeli harga right, maka nilai investasi akan berkurang dilusi. Namun seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya, kita belum benar-benar tahu harga pasti dari right issue BBRI sehingga untuk menembus harga right bisa menunggu dulu harga pastinya. Bagaimana jika kita ingin ikut dalam right issue BBRI? Kita bisa ikut membeli right issue BBRI lewat sekuritas pilihan masing-masing atau menanyakan langsung ke sekuritasnya. Fundamental BBRI 5 Tahun Terakhir Sebelum benar-benar membeli saham tertentu rasaya sudah menjadi kewajiban bagi investor untuk mengecek kembali bagaimana fundamental perusahaan. Walaupun BBRI di kategorikan sebagai salah satu saham bluechip, namun agar langkah kita selanjutnya lebih tepat kita juga perlu memastikan track record fundamentalnya sampai degan akhir-akhir ini. Lalu bagaimana kondisi fundamental BBRI dari 5 tahun terakhir dan yang terbaru? Net Profit Pertumbuhan bisnis BBRI dalam 5 tahun terakhir sangat luar biasa jika dilihat dari net profitnya. Meskipun pada tahun 2020 yang lalu sempat anjlok seperti perusahaan lainnya karena tersandung ise pandemik covid 19. Untuk lebih jelasnya Anda bisa melihat data pada tabel di bawah ini! TahunNet Profit/ Laba Bersih Rp202018,70 T- 45,66%201934,41 T+ 6,15%201832,42 T+ 11,62%201729,04 T+ 10,74%201626,23 T+ 3,22% Pada kuartal I tahun 2021, net profit BBRI mencapai Rp 6 triliunan. Hal ini merupakan suatu perkembangan di banding kuartal sebelumnya. Aset, Hutang, Modal dan Nilai Buku Secara aset, Bank BRI memiliki nilai yang fantastis bahkan hingga mencapai Rp 1500 triliun. Jumlah aset BBRI bahkan terus bertumbuh saat krisis tahun 2020 yang lalu. Coba cermati pertumbuhan aset, hutang, modal dan nilai buku dari BBRI selama tahun 2016 hingga 2020 berikut ini! TahunAset RpHutang RpModal RpNilai T- 6,71% T+ 8,60%199,90 T- 4,26% 4,26% T+ 9,24% T+ 8,67%208,78 T+ 12,69% 12,69% T+ 15,15% T+ 15,93%185,28 T+ 10,71% 10,71% T+ 12,22%958,90 T+ 11,91%167,35 T+ 13,99% 13,99% T+ 14,25%856,83 T+ 11,96%146,81 T+ 29,78% 29,78% Nah pada tahun 2021 terlihat bahwa kinerja BBRI sedang mulai pulih kembali. Hal ini berdasarkan net profit margin BBRI yang mulai membaik dan bertumbuh. Laba Per Saham Begitu juga jika dilihat dari laba per Sahamnya. BBRI menunjukan peningkatan yang cukup konsisten kecuali lagi-lagi anjlok di tahun 2020. TahunLaba Per Saham 2020153,14- 45,66%2019281,82+ 6,15%2018265,48+ 11,62%2017237,85+ 10,74%2016214,79+ 3,22% Dividen Per Saham Salah satu ciri dari perusahaan yang memiliki kinerja bagus juga bisa di lihat dari pembagian dividen. Sebab jika kinerjanya jelek, tentunya perusahaan akan kurang mampu membagikan dividen untuk para investornya. Nah dalam hal ini BBRI juga termasuk emiten yang rajin membagikan dividen dengan jumlah yang cenderung naik setiap tahunnya. Bahkan pada krisis Bahkan terakhir pada April 2021, BBRI juga membagikan dividen sebesar 65% dari laba tahun 2020 yakni senilai Rp 98,91 per saham. Walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya karena memang laba tahun 2020 sempat turun drastis, namun ini menunjukan bahwa BBRI merupakan emiten yang sangat kuat karena masih mampu membagikan dividennya di tengah krisis. Coba lihat jumlah dividen per Saham yang di bagian BBRI berikut ini! TahunDividen Per Saham Rp2020Rp 168,202019132,46+ 23,97%2018106,86+ 24,46%201785,85+ 37,56%201662,41+ 4,78% Dari data di atas bisa di bilang bahwa BBRI memang memiliki kinerjanya bagus. Mungkin bisa kita bayangkan, bagaimana jika setelah right issue ini BBRI juga melakukan ekspansi sehingga bisa menggarap pasar yang selama ini di sasar oleh PNM dan Pegadaian. Baca juga, Pemula harus Tahu Apa Itu Saham Gorengan Penutup BBRI merupakan saham blue chip yang layak di pertimbangkan untuk investasi jangka panjang. Namun sebaiknya tetap membeli saham di harga wajar atau saat turun, begitupun jika terjadi right issue nanti. Bagaimana menurut Anda? Apakah right issue ini dapat menjadi peluang besar atau justru ancaman? Semua keputusan investasi kembali ke tangan Anda. Sebagai investor, tentunya perlu cermat dan bijak menyikapi segala bentuk aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten yang kita minati. Semoga informasi mengenai right issue BBRI dapat bermanfaat dan menambah wawasan investasi Anda.
PendanaanSeri B, pendanaan yang berkisar antara Rp 33 miliar hingga Rp. 88 miliar ini bertujuan untuk melakukan ekspansi bisnis. Pendanaan Seri C, secara prinsip hamper sama dengan pendanaan Seri B hanya saja nilainya lebih besar yaitu US$ 25 juta - US$ 100 juta.

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID LvbTPnRK6FjATVGx_h9G9_z6iL3mSo1JxCt64NBvCW8fuQ-HChPsMg==

NegaraRepublik Indonesia ("Negara RI") adalah Pemegang Saham Utama Perseroan. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Negara RI memiliki 1 (satu) saham Seri A Dwiwarna saham Seri B (inbreng saham Pegadaian), dengan nilai seluruhnya sebesar Rp48,67 triliun dan dalam bentuk kepemilikan 99,99% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor
Ketika anda belajar saham, anda mungkin sering mendengar banyak istilah saham, dan beberapa mungkin masih terdengar asing buat pemula. Anda mungkin sering mendengar istilah-istilah seperti saham treasury, saham seri a, saham seri b, saham blue chip dan lain-lain. Namun sebagian dari anda mungkin masih belum paham arti istilah-istilah tersebut. Pada pos ini, kita akan membahas jenis-jenis saham dan penjelasannya, sehingga anda bisa memahami lebih banyak JENIS SAHAM BERDASARKAN STATUSNYA 1. Saham public Saham public atau saham go public adalah saham perusahaan yang dapat diperjual-belikan oleh masyarakat umum. Saham public berarti perusahaan telah melakukan Initial Public Offering dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, sehingga sahamnya dapat ditradingkan atau diinvestasikan secara luas. 2. Saham privat Merupakan saham perusahaan yang tidak diperdagangkan secara publik, dan hanya dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang awalnya go public dan kemudian memilih untuk delisting dari Bursa Efek, maka sahamnya akan menjadi saham adalah produsen air minum kemasan Aqua. Aqua dulu adalah perusahaan go public, namun setelah keluar dari Bursa, statusnya sahamnya menjadi saham privat. Demikian pula dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti Djarum yang memilih untuk tidak go public, maka status sahamnya adalah saham privat. 3. Saham seri ASaham seri A adalah saham khusus yang memiliki hak suara lebih besar dari saham biasa. Saham seri A tidak diperdagangkan di masyarakat public, namun dapat dialihkan sesuai perjanjian yang disepakati. Yang memiliki saham seri A pada umumnya adalah para pendiri dan owner perusahaan itu sendiri. Walaupun saham seri A yang dimiliki para pendiri perusahaan mungkin jumlahnya tidak terlalu besar, namun dapat memberikan suara mayoritas dibandingkan pemilik saham biasa. Sebagai contoh di perusahaan BUMN, saham seri A dimiliki langsung oleh pemerintah. 4. Saham seri BSaham seri B adalah saham yang dapat diperdagangkan di masyarakat secara umum / publik di Bursa Efek Indonesia. Saham-saham perusahaan go public yang listing di BEI dan bisa anda perdagangkan merupakan saham seri B. 5. Saham treasury Saham treasury merupakan saham public yang dibeli kembali alias buyback saham dan dilakukan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Saham yang dibeli kembali ini nantinya bisa dijual di pasar saham secara publik, sehingga meningkatkan likuiditas saham tersebut. Salah satu contoh perusahaan yang melakukan buyback saham treasury adalah perusahaan Sido Muncul SIDO. SIDO pernah melakukan buyback saham treasury sebanyak 229,77 juta lembar saham, dan hasil buyback saham ini akan dilepas ke Bursa, supaya meningkatkan likuiditas transaksi. Baca juga Apa Itu Buyback Saham? 6. Saham biasa Merupakan saham yang dimiliki oleh pemegang saham pada umumnya. Sebagai contoh, anda membeli saham 10 lot saham TLKM di Bursa Efek, maka saham yang anda miliki merupakan tipe saham biasa. Saham biasa mirip dengan tipe saham seri B yang bisa diperdagangkan dan dimiliki secara publik. Saham biasanya memiliki hak suara dalam RUPS, dan jika anda memiliki saham biasa, anda juga berhak atas dividen yang dibagikan perusahaan. 7. Saham preferen Merupakan saham yang dimiliki pihak-pihak tertentu pada tingkat terbatas. Dikatakan tingkat terbatas karena pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara dalam RUPS, namun bisa mendapatkan dividen dalam jumlah yang tetap baik dalam keadaan perusahaan mengalami kenaikan maupun penurunan profit. Saham preferen umumnya tidak dijual-belikan di Bursa Efek. Perusahaan dapat memilih pihak-pihak siapa saja yang diberikan saham preferen. Baca juga Apa Itu Saham Biasa? Apa Itu Saham Preferen? JENIS SAHAM BERDASARKAN KAPITALISASI PASAR 1. Saham big cap Saham big cap adalah saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar diatas 100 triliun. Kapitalisasi pasar adalah harga saham x jumlah saham beredar. Biasanyayang termasuk dalam saham big caps adalah saham2 blue chip seperti INDF ASII TLKM CPIN BBCA UNVR GGRM. 2. Saham middle cap Saham mid cap adalah saham-saham dengan kapitalisasi pasar diatas 1 triliun sampai dibawah 100 triliun. Beberapa contohnya seperti PWON AALI JPFA ACES SMRA BSDE BBTN. Baca juga Saham Middle Cap untuk Trading. 3. Saham small cap Merupakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar 1 triliun sampai dibawah 1 triliun. Beberapa contohnya seperti JSKY AKKU MYRZ ANDI.. Baca juga Saham Small Cap di Pasar Saham. JENIS SAHAM BERDASARKAN LIKUIDITAS1. Saham blue chipMerupakan saham-saham dengan market cap besar, sehingga sahamnya ramai dan lebih banyak ditransaksikan di Bursa Efek. Saham blue chip adalah saham2 big cap. Saham big cap memberikan pengaruh besar pada IHSG. Beberapa contoh saham blue chip seperti INDF ASII TLKM CPIN BBCA UNVR GGRM. 2. Saham second liner Merupakan saham-saham dengan market cap menengah middle cap. Mayoritas banyak yang pergerakannya likuid dan ramai, tetapi volume transaksinya biasanya tidak setinggi saham-saham blue chip. Beberapa contohnya seperti saham JPFA PWON BSDE AALI BTPS. 3. Saham gorengan / lapis tiga / junk stock Saham-saham yang likuiditasnya sangat rendah, sedikit ditransaksikan dan pergerakan harganya tidak stabil. Saham gorengan seringkali dimainkan bandar, dan volume transaksinya rendah, sehingga naik turunnya terkadang tidak beraturan. JENIS SAHAM BERDASARKAN AKTIVITAS PERDAGANGAN 1. Saham tidur Saham tidur adalah saham-saham yang tidak diperdagangkan di Bursa Efek, sehingga tidak ada transaksi. Umumnya saham tidur adalah saham-saham yang sudah turun ke harga terendah Rp50.2. Saham suspendMerupakan saham yang terkena sanksi oleh Bursa Efek karena pergerakan harganya tidak wajar, atau ada masalah internal tertentu di perusahaan. Pada saat terkena suspensi, saham tidak bisa diperdagangkan. Baca juga Arti dan Ilustrasi Suspensi Saham. 3. Saham likuid / aktifMerupakan saham-saham yang banyak diperdagangkan oleh pelaku pasar, sehingga harga saham mengalami fluktuatif. Baca juga paragraf2 sebelumnya tentang jenis saham berdasarkan likuiditas. 4. Saham gocap Saham gocap adalah saham yang harganya Rp50. Rp50 adalah harga saham paling rendah di Bursa Efek Indonesia pada pasar reguler. Sehingga saham gocap mengacu pada saham-saham harganya sudah menyentuh Rp50 dan umumnya tidak ditransaksikan saham tidur. JENIS SAHAM BERDASARKAN INDEKS 1. Saham indeks LQ45 Merupakan daftar 45 saham paling likuid dan banyak ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ45 diperbaharui setiap 6 bulan sekali, sehingga ada saham2 baru dan saham2 yang keluar dari LQ45. Baca juga Daftar Indeks Saham LQ45 Saham papan utama 4. Saham papan pengembanganSaham papan pengembangan adalah saham-saham untuk perusahaan yang belum memenuhi persyaratan untuk masuk di papan utama, namun perusahaan tersebut adalah perusahaan yang memiliki prospek baik di masa mendatang, dan perusahaan2 yang sedang dalam tahap penyehatan kinerja Saham indeks Kompas 100 Merupakan 100 saham yang memiliki kinerja fundamental baik, likuiditas transaksi bagus dan kinerja keuangan yang unggul di sektor Indeks-indeks saham lainnya Masih banyak indeks saham lainnya, misalnya Indeks JII, IDX30, IDX80, IDXV30 IDX High Dividend 20 dan lain-lain. Anda bisa baca disini tentang produk2 indeks di BEI Indeks Saham IDX. JENIS SAHAM BERDASARKAN SIFATNYA 1. Cyclical stock Merupakan saham perusahaan yang sektor bisnisnya sangat dipengaruhi oleh siklus bisnis dan kondisi ekonomi. Contohnya seperti barang2 komoditas minyak, batu bara, CPO yang sangat dipengaruhi harga permintaan dap penawaran di pasaran serta kondisi ekonomi. Beberapa contoh saham2 cyclical stock seperti ADRO AALI PTBA INDY BWPT ELSA MEDC. 2. Income stock Merupakan saham yang memiliki kemampuan membagikan dividen lebih besar dibandingkan periode sebelumnya dan rata-rata sektor industri. Income stock biasanya menjadi incaran investor yang ingin mencari passive income di market. Contoh2 income stock bisa anda lihat melalui indeks IDX High Dividend 20. 3. Growth stock Merupaan saham-saham yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, biasanya lebih besar dibandingkan sektor industrinya. Growth stock bisa termasuk dalam perusahaan2 yang sudah dikenal masyarakat, ataupun perusahaan2 kecil namun memiliki pertumbuhan yang cepat. 4. Defensive stock / non-cyclical stock Merupakan saham-saham yang sektor bisnisnya tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi dan siklus bisnis. Contohnya adalah perusahaan2 di sektor consumer goods seperti INDF ICBP SIDO, MYOR, di mana semua orang tetap membutuhkan konsumsi dalam keadaan apapun, sehingga dikatakan sebagai defensive stock. 5. Speculative stockMerupakan saham-saham yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang besar, namun pertumbuhannya tidak bisa terjadi secara konsisten. Biasanya hal ini terjadi karena produk atau sektor bisnisnya sedang booming sesaat. Sebagai contoh, saham-saham sektor farmasi seperti KAEF INAF yang terkena sentimen positif masuknya vaksin Covid. Saham2 tersebut berpotensi memperoleh pendapatan yang besar, namun hanya pada periode-periode tersebut saja. Itulah jenis-jenis saham dan penjelasannya. Semoga bermanfaat untuk anda.
Batasauto-reject dari saham adalah ketika saham itu naik atau turun sebesar 35 persen. Penerbit dapat menerbitkan seri baru Waran Terstruktur dalam periode 2 (dua) tahun setelah penerbitan seri perdana efektif tanpa mengajukan Pernyataan Pendaftaran baru. b. Kriteria-kriteria yang wajib dipenuhi oleh pihak penerbit (perusahaan/ emiten Sahamseri A atau saham prefren adalah jenis saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Pemegang saham preferen memiliki prioritas lebih di atas pemegang saham biasa (common stock) dalam hal dividen, yang umumnya menghasilkan lebih dari saham biasa dan dapat dibayar bulanan atau kuartalan.
WaranSeri II adalah efek yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama Seri B yang bernilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap sahamnya dengan harga Rp51,- (lima puluh satu Rupiah) per saham yang dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu mulai tanggal 13 Februari 2023 sampai
7NqJ.
  • wlw4sedeh0.pages.dev/437
  • wlw4sedeh0.pages.dev/203
  • wlw4sedeh0.pages.dev/497
  • wlw4sedeh0.pages.dev/515
  • wlw4sedeh0.pages.dev/392
  • wlw4sedeh0.pages.dev/80
  • wlw4sedeh0.pages.dev/195
  • wlw4sedeh0.pages.dev/499
  • saham seri b adalah